Bab 211
Antara Dendam dan Penyesalan
Bab 211
Ini adalah masalah besar, biasanya Harvey hanya akan berkomunikasi dengan manajer penjualan, bukan malah mencari ketua tim.
Seketika, ekspresi Lala yang sebelumnya tersenyum tibaâtiba berubah.
âSelena, aku sudah bilang kalau kamu masih kurang pengalaman, belajarlah di Kelompok C dengan baik, Kamu nggak fokus pada proyek dan hanya memikirkan hal yang tidak penting. Apa kamu yang membuat bos marah?â
âAda orang yang mungkin berpikiran bahwa bisa melakukan apa saja dengan bermodalkan penampilan yang menarik, bukan? Kamu pikir Tuan Harvey itu siapa? Apa kamu tahu nasib pegawai wanita yang mencoba menggodanya sebelumnya?â
Selena merasa sedang sial belakangan ini. Hal yang tidak menyenangkan selalu terjadi ke mana pun dia pergi.
Dia hanya pergi ke ruang sekretaris sebentar dan rekanârekan yang sebelumnya ramah langsung berdiri lalu menuduhnya dengan kataâkata yang sangat kasar.
Selena menjawab dengan ekspresi tenang, âAku nggak bertemu dengan direktur. Aku hanya menyerahkan rencana kerja ke ruang sekretaris, bagaimana aku bisa
membuat direktur marah?â
âSebelumnya, ketika kami mengajukan rencana kerja, tidak ada masalah, kenapa
sekarang banyak masalah yang timbul? Jangan berpuraâpura, kamu harus bertanggung jawab atas masalah ini.â
âKetua tim, bawalah dia bersamamu.â
Semua orang berbincang dengan semangat, mereka jelas ingin menjadikan Selena
sebagai kambing hitam.
Inilah dunia kerja dan Selena sudah mengalaminya.
Selena berjalan di samping Lina. Lina pun bicara serius, âSelena, kamu punya masa
percobaan selama tiga bulan. Kalau kamu ingin aku menandatangi kontrak
untukmu, kamu tahu apa yang harus dilakukan kali ini, bukan?â
1/3
Bukankah Harvey itu bodoh karena membiarkanmu berbuat seenaknya?
Selena mengeluarkan cekikan dingin, âAku mengerti, ketua tim.â
Lift terbuka, Lina langsung membungkuk sembilan puluh derajat saat melihat Chandra, âSelamat pagi, Asisten Utama.â
38
Selena hanya mengangguk. Lina pun menepuk punggung Selena agar din ik membungkuk,
Chandra segera berbicara, âJangan buangâbuang waktu, Tuan Harvey sedang menunggu kalian.â
Wajah Lina yang tegas dan cekatan seketika menjadi tegang, âMohon bantuannya
Asisten Utama, tentang Tuan Harveyâ¦â
âMasuk saja, nanti kamu akan tahu sendiri.â Chandra mendongakkan kepalanya
dengan sikap sombong seperti biasanya, dia berdiri di pintu, âSudah sampai.â
Lina ketakutan dan kakinya menjadi lemas, dia belum pernah ke kantor direktur
seumur hidupnya!
Chandra membuka pintu dan bicara, âTuan Harvey sudah datang,â sebelum akhirnya
pergi.
Selena melihat kaki Lina yang gemetar sambil memakai sepatu hak tinggi. Dia. berhasil keluar dari situ tanpa tergelincir. Selena pun menahan tawa.
Padahal tadi dia begitu sombong di hadapan Selena.
âIrwin, Tuan Harvey, Anda mencari saya?â Lina bahkan sampai terbataâbata.
Pandangan Selena Bennett jatuh pada sosok yang berdiri di sudut lemari buku, biasanya petugas kebersihan memiliki waktu tetap untuk membersihkan, misalnya. pagi atau malam, tetapi tidak akan dilakukan saat jam kerja bos.
Bagaimana mungkin Harvey Irwin, seorang yang sangat menjaga privasi, mengizinkan seseorang membersihkan ruangan saat dia sedang bekerja?
Dia memperhatikan petugas kebersihan, orang itu membungkuk dengan punggungnya yang kurus, kulitnya gelap, dan kepalanya menunduk sehingga
wajahnya tidak terlihat dengan jelas.
ââPrang.â Selena terkejut oleh suara asbak yang jatuh di dekat kakinya.
Lina langsung terkejut dan berlutut di tanah. Harvey menatapnya dengan sinis,â Bagus, bukan?â
Selena Bennett baru saja tersadar, Harvey melemparkan rencana itu ke depan Lina
Harvey Irwin menghina dengan tajam dan sinis, âLihat, ini rencana yang kalian susun? Ayam saja bisa mengetik lebih baik daripada kerjaan kalian!