Bab 236
Antara Dendam dan Penyesalan
Bab 236
Agatha sudah melatih kemampuannya dengan baik untuk mengamati perkataan dan ekspresi orang. Dia jelas merasakan adanya ketidaksenangan dari Harvey.
âJadi, begitu. Sebelumnya aku nggak begitu yakin.â
Harvey malas menjelaskan dan berkata, âBibi Mina, silakan mulai.â
âBaik, Tuan Harvey.â
Karyawan kebersihan itu mulai bekerja seharian. Agatha menatap Bibi Mina dari atas sampai bawah dan tampak umurnya sudah tidak muda lagi, jadi tidak mungkin dia memiliki hubungan dengan Harvey. Setelah itu, Agatha pun mulai memainkan
ponselnya.
Selena memaki Harvey habisâhabisan di dalam hatinya.
Tidak masalah kalau membiarkan Agatha pergi, tetapi sekarang malah membiarkan
seseorang untuk bersihâbersih ruangan. Apa Harvey ingin Selena mati lebih cepat?
Namun, bagaimana bisa Bibi Mina datang bersihâbersih di waktu seperti ini? Selena
merasa ada yang tidak beres.
Selena ingin menatap Bibi Mina lebih lama, tetapi sekarang Bibi itu malah
membelakanginya dan dia hanya bisa melihat tubuh kurus itu.
Bibi Mina juga mengenakan topi untuk menutupi sebagian besar wajahnya. Topi itu
mana bisa melindunginya dari terik matahari di dalam ruangan?
Waktu pun berlalu, kemudian Selena melihat Bibi Mina membersihkan kaca dan
hendak membersihkan rak buku di sampingnya.
Bagaimana kalau Bibi Mina menemukan Selena?
Awalnya Selena hanya datang untuk melaporkan pekerjaannya, tapi sekarang
malah tidak masuk akal kalau ketahuan seperti ini.
Selena sakit kepala dan buruâburu mengambil ponsel untuk mengirim pesan pada
Harvey.
Namun, Selena menyadari bahwa dia memblokir WhatsApp seseorang. Selena hanya bisa mengirim SMS.
Ponsel di meja bergetar, seolahâolah Harvey sudah mengantisipasi hal ini. Dia bahkan tak mengangkat kepalanya.
Harvey sengaja! Selena berani yakin bahwa orang ini sengaja melakukannya!
Setelah membombardir sepuluh SMS pada Harvey, Harvey masih tidak
memedulikannya.
Selena hanya harus menelepon Harvey, tetapi dia hanya melirik ponselnya dan
menunduk.
Sialan!
Selena merasa sangat panik sampai melompatâlompat. Harvey bertingkah seperti
tidak terjadi apaâapa.
Bahkan Agatha pun menyadari ada yang tidak beres ketika melihat Harvey dan
berkata, âHarvey, ponselmu berdering.â
Harvey menekan tombol senyap dan membalas, âNggak apaâapa. Itu hanya telepon
yang mengganggu.â
âOh ya? Kenapa orang zaman sekarang bermuka tebal dan terusâterusan menelepon.
Biar aku yang urus.â
Î
Agatha jelas tidak percaya. Harvey memiliki nomor pribadi dan biasanya dia tidak membocorkannya pada orang lain. Bagaimana bisa ada panggilan yang
mengganggunya?
Agatha menutup bukunya dan berjalan menghampiri Harvey. Sebelum Agatha sampai di hadapannya, Harvey sudah mengangkat telepon itu dan berkata, âHalo.â
Selena menjawab dengan suara berbisik, âJangan mainâmain.â
Harvey terkekeh dan membalas, âMenarik, âkan?â
Ketika memikirkan Selena menggarukâgaruk telinga dan pipinya, Harvey merasa
sangat menarik.
Bagaimanapun juga, Harvey sudah terbiasa melihat Selena yang muram dan sudah lama tidak melihat ekspresi lain di wajah Selena.
Selena menghela napas di dalam hati dan hanya berkata dengan suara lembut.â Harvey, kumohon. Jangan mainâmain.â
Setelah mengatakannya, seketika sikap Harvey berubah. Dia melirik Agatha yang
mendekat dan berkata, âOke.â
Agatha melihat Harvey menutup teleponnya dan masih tidak tahu dengan jelas siapa yang menelepon Harvey. Harvey sudah menaruh ponselnya ke dalam saku.
Harvey sama sekali tidak berniat untuk menggoda Selena. Dia melirik ke arah Agatha dan berkata, âAku baru ingat sebentar lagi ada rapat. Kamu pulanglah dulu.â
âNggak apaâapa. Aku bisa menung
Sebelum Agatha menyelesaikan kalimatnya, Harvey sudah menelepon saluran
dalam kantor dan Chandra dengan cepat muncul di depan pintu.
âNona Agatha, mari saya antarkan pulang.â
Agatha tidak bisa berkata apaâapa lagi dan disuruh keluar begitu saja.
Selain Agatha, karyawan kebersihan juga disuruh keluar. âBibi Mina, hari ini
kamarnya nggak usah dibersihkan. Bibi bisa pulang kerja dulu.â
Bibi Mina tertegun, lalu ekspresi wajahnya kembali normal dengan berkata, âBaik.â
Pintu kantor ditutup kembali, lalu Selena ditarik keluar oleh Harvey. Tubuhnya.
ditekan oleh seorang pria di meja kantor.
âSelena, kamulah yang memprovokasi diriku.â