Bab 332
Antara Dendam dan Penyesalan
Bab 332
Seusai mengakhiri panggilan, Harvey memeriksa tumpukan buktiâbukti baru di hadapannya.
Selama Selena tidak berada di Kota Arama, Harvey menyelidiki keberadaan Poison Bug serta menyelidiki apa yang terjadi di masa lalu.
Dia menemukan rumah lama Louis bersaudara, katanya anak itu sudah menghilang berhariâhari. Harvey juga menemukan foto anak itu dari penduduk desa sekitar, anak itu 70% mirip Jane dan 30% mirip
Sandro.
Louis bersaudara juga menghilang dari kota.
Walaupun tidak berhasil menemukan orangnya, masalah anak itu cukup untuk membuktikan segalanya.
Waktu itu, katanya saat Jane mengandung anak Arya, dia didesak dan menemui jalan buntu, akhirnya dia bunuh diri karena sakit jiwa.
Ada seseorang yang memfitnah Arya.
Semenjak mengalami kecelakaan dan berniat menjebak dirinya, sebelumnya orang itu sudah
merencanakan segalanya.
Namun, sepertinya orang itu bukan ingin melukai dirinya, tujuan utamanya adalah untuk memisahkan: dirinya dan Selena.
Demi membuat dirinya bercerai dengan Selena, orang itu benarâbenar bersusah payah menghabiskan banyak waktu dan energi selama beberapa tahun untuk merencanakannya.
Sebagian besar kebenaran dari masalah ini sudah terungkap, namun yang paling utama masih tersembunyi.
Baginya, apa untungnya memisahkan dirinya dan Selena? Kalau demi kedudukan, dalam dua tahun terakhir ini tidak ada wanita muda lainnya yang dekat dengannya.
Lalu, apakah kematian Lanny dan Arya ada hubungannya?
Selesai memeriksa buktiâbukti itu, Harvey bertanya pada Chandra di sampingnya, âAda gerakâgerik nggak dari keluarga Stellar?â
âTidak ada, beberapa hari ini dia cuma di kantor, selesai kerja langsung pulang. Tidak ada yang mencurigakan selain sesekali pergi ke acara pesta.â
âTerus orangâorang yang berinteraksi sama dia, bagaimana?â
âSemuanya dipantau. Sekarang ini tidak ada yang mencurigakan, hanya saja alat penyadap kita hampir habis baterainya.â
+15 BORUS
Tuan Harvey, seminggu ini saya terus memantau anak tu, tapi tidak ada sesuatu yang mencurigakan, apa jangan jangan kita salah sasaran? Apa mungkin dia benaran hanya ingin membantu Niyonya untuk Kabur dengan mudah?â
Setelah melipat tangannya, Harvey meletakkan dagunya di punggung tangannya, âNggak mungkin, justru masalah terbesamya itu karena nggak ada yang mencurigakan,â ujarnya dengan serius dan dingin.
Isaac adalah seseorang yang bahkan belum genap berusia dua puluh tahun, namun sikapnya begitu tenang.
Sekalipun dia dibuang ke laut dan menjadi santapan hiu, dia tidak terlihat takut sama sekali.
Kecuali kalau dia sudah tahu bahwa kejadiannya tidak akan terjadi.
Mengingat tindakan Selena malam itu, di mana Isaac berdiri lebih jauh, namun bisa menarik Selena hampir bersamaan dengan dirinya.
Hal itu menunjukkan bahwa orang ini sudah tahu apa yang akan dilakukan Selena,
Harvey tersenyum getir. Demi membuat dirinya melepaskan Isaac, Selena berakting untuk mengelabuinya.
Meskipun dirinya mengetahuinya, tidak ada yang bisa dirinya lakukan.
Pemikiran anak itu licik sekali, Harvey sudah melihatnya.
âKalau aku nggak salah, bisa jadi dia sudah tahu kalau kita sedang memantaunya.â
Chandra melongo, âJadi, semua gerakâgeriknya yang tidak mencurigakan akhirâakhir ini hanyalah akting yang diperlihatkan anak ini untuk kita?â ucapnya.
âSial, anak menyebalkan ini licik sekali! Pantas saja dia berjalan jauh setiap hari sepulang kerja, kadang membeli kue, kadang membeli kue kering, jadi itu semua hanya untuk mengelabuiku!â
Harvey kesal dan berkata, âSeekor rubah akan selalu memperlihatkan ekornya, kalau Seli nggak muncul, dia pasti akan cari cara. Posisi kita menguntungkan,â jelasnya.
âMaksud Tuan Harvey ituâ¦.
âSeli ingin pulang, jadi aku harus menghilangkan jejak dulu.â
âTapi kita kan belum menemukan markas Poison Bug,â jawab Chandra mengernyit.
âKalau kita nggak punya alasan untuk menangkapnya, kenapa nggak mencoba memancingnya keluar?â
Selama ini mereka selalu pasif dan diarahkan oleh orang lain.
âMemancingnya keluar? Umpannya apa?â
Harvey berdiri, jaket yang tersampir di bahunya merosot, dan bayangan tubuhnya yang tinggi berdiri di
depan meja menutupi lampu dengan kepalanya.
Hanya bisa melihat garis wajahnya, tetapi tidak bisa melihat ekspresi wajahnya.
Seperti setan di malam hari.
âAku,â kata Harvey perlahan.
Halaman kecil kediaman keluarga Stellar.
Sebuah alat penyadap kecil dimainkan oleh Isaac. Setelah baterainya habis, dia tersenyum dingin, lalu
melemparkannya ke tanah sebelum menginjaknya dengan kasar.
Seketika, alat penyadap itu hancur, dan bayangan anak muda itu menghilang ke dalam kegelapan.