Bab 409
Antara Dendam dan Penyesalan
Bab 409
Erna mengungkapkan kebenaran itu secara tibaâtiba. Kekejaman dari realita itu langsung menghantam Calvin, membuatnya mematung saking terkejutnya.
Dia sama sekali tidak siap untuk menerima kenyataan itu. Amarah di dalam dadanya meluap, seperti balon udara yang sedang dipompa dan hampir meledak.
âKenapa kamu sampai bertindak sejauh ini?â tanya Calvin dengan mata terdengar sangat dingin.
ng memerah, suaranya
âTentu saja itu belum cukup, aku bahkan sudah menyiapkan hadiah besar kedua untukmu. Nikmatilah dengan baik.â
Erna mengatakan itu dengan ekspresi yang sangat menakutkan. âApa kamu tahu berapa lama aku menunggu momen ini datang? Setiap malam, hatiku rasanya seperti ditusukâtusuk, kebahagiaan kalian membuatku sangat menderita! Ya, silakan nikmati penderitaan seperti yang pernah kualami dulu!â
Begitu mengakhiri kataâkatanya, dia tibaâtiba mengangkat kakinya dan melayangkan tendangan keras ke arah perut Calvin, membuatnya bisa melepaskan diri dari cengkeramanan pria itu dengan mudah.
Ketika Calvin berhasil bangkit sambil memegangi perutnya, Erna sudah berada tiga langkah di depannya.
âCalvin, aku bukan lagi wanita bodoh yang dulu menunggumu untuk kembali.â
Dalam balutan gaun tidur berwarna krem, dia memancarkan keanggunan yang tak terlukiskan. Namun, di balik matanya, terpancar sebuah sorot kegilaan.
âAku akan menunggu kehancuran keluargamu! Istri dan anakmu akan terpisahkan selamanya!â
Setelah pertemuannya dengan Erna, Calvin bergegas pergi ke rumah sakit. Agatha sudah ada di sana, saat ini dokter sedang melakukan pemeriksaan fisik kepadanya.
Meskipun Calvin mengetahui bahwa Agatha bukanlah putrinya, setidaknya anak itu adalah putri kandung dari Maisha yang sudah dibesarkannya selama bertahunâtahun. Tentu saja dia masih merasa khawatir pada kondisi Agatha.
âDokter, bagaimana keadaan putriku?â
Dokter menggelengkan kepalanya, âKeadaannya lumayan buruk. Dia mengalami patah tulang yang serius di seluruh tubuhnya, serta ada kerusakan pada organâorgan dalamnya. Tandaâtanda vitalnya juga sangat lemah. Meskipun kondisi ini nggak mengancam nyawanya, tetapi tubuhnya sangat rapuh
sensitif terhadap tekanan apa pun.â
âUntuk transplantasi sumsum tulang
Baru saja Calvin mengatakannya sekilas, dokter itu langsung menggelengkan kepalanya, âTransplantasi sumsum tulang? Maaf, itu nggak bisa dilakukan. Keadaan Nona Agatha sudah seperti ini, bagaimana
+15 BONUS
mungkin kita akan mencabut sumsum tulangnya? Sistem kekebalan tubuhnya saja sudah lemah, ini akan membahayakan nyawanya!â
Setelah sekian lama, akhirnya Calvin bertemu dengan Agatha lagi. Wajahnya tidak terlihat sombong seperti biasanya, dia terlihat sangat sakit, tubuhnya terbaring tidak berdaya di atas tempat tidur. Pemandangan itu membuat semua yang melihatnya merasa sangat iba,
Mendengar suara pintu terbuka, Agatha mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Calvin.
Setelah melihat bahwa yang masuk adalah Calvin, sontak kedua matanya dipenuhi dengan ekspresi kesedihan yang tak terbendung, air matanya terus mengalir. âAyah
Calvin merasa sangat prihatin melihat kondisinya, âPasti sangat sakit, ya? Kamu takut dengan rasa sakit,
âkan.â
âAyah, ini salahku, seharusnya aku nggak mendengarkan hasutan wanita itu. Karena ulahku, keluarga Wilson hancur, bahkan aku merenggut nyawa Ibu. Aku memang pantas mati! Ayah, tolong ambil sumsum tulangku, kita masih punya kesempatan untuk melakukannya. Kalau terlambat. Ibu benar- benar nggak akan tertolong.â
âNggak bisa!â Tibaâtiba, terdengar suara tegas dari arah pintu.
Suara itu berasal dari sesosok kakek tua yang memandang dengan penuh amarah, âKamu itu satu- satunya keturunan keluarga Wilson, nggak boleh terjadi apaâapa padamu!â
Apa lagi, dia sudah menikah dengan Harvey. Jika terjadi sesuatu padanya, pernikahan itu akan menjadi
kacau.
Calvin bersuara, âAyahâ¦â
Namun, belum selesai Calvin berbicara, Antono memotong perkataannya, âBiarkan saja wanita itu mati.
Lagi pula, dia nggak bisa memberimu seorang putra. Sekarang, nyawa Agatha berada dalam bahaya.
aku nggak akan pernah mengizinkanmu mengambil sumsum tulangnya!â
âKakek, dia ibu kandungku, biarkan aku menyelamatkannya.â
Agatha mengatakan hal itu sambil menangis, dia sangat menyesal. Mengapa dia begitu bodoh sampai- sampai melakukan hal seperti itu?
Antono tersenyum dingin, âWanita itu memang pantas mati, Kamu harus istirahat dengan baik, Kakek nggak akan membiarkanmu melakukan hal bodoh. Pikirkan tentang anakmu, kalau kamu mati, siapa
yang akan merawatnya?â