Bab 533
Antara Dendam dan Penyesalan
Bab 533
Seseorang sedang mengejarnya. Orang itu mengenakan pakalan tahan air dan kaca mata pelindung. Meski hanya rahangnya yang terlihat jelas, dia dapat dikenali seketika.
Itu Lewis!
Saat ini, Lian sangat ingin bertanya kenapa Lewis melakukan Ini, slapa dia sebenarnya?
Detik berikutnya, Lewis mengangkat pistol, lalu mengacungkan tepat ke arah Selena.
Tanpa basaâbasi, tanpa ada peringatan apa pun, dia datang mengincar Selena.
Ini bukan Lewis yang Lian kenal. Pria ini tampak seperti malaikat maut yang keluar dari neraka.
Seluruh tubuhnya basah kuyup, air hujan menetes dari pemukaan bajunya hingga membasahi karpet. wol di koridor.
Begitu pelatuk ditarik, tanpa pikir panjang, Lian langsung berdiri di depan Selena.
Peluru meluncur menembus tubuh Lian, Selena pun mengerang ketakutan.
Selena memandang cipratan darah dari tubuh Lian dengan mata membulat. Sedetik kemudian, tubuh yang melindunginya tersebut perlahan luruh ke lantai.
âLian!â
Penembak itu tak berhenti sama sekali. Dia mendekati Selena selangkah demi selangkah.
Seolahâolah yang dia tembak barusan bukanlah manusia, melainkan seekor kucing ataupun anjing.
Padahal itu adalah Lian! Perempuan yang telah mencintainya selama bertahunâtahun dengan sepenuh
hati!
Warna merah darah mengotori plama yang dia kenakan dan mencipatakan noda besar di atas permukaan karpet putih koridor.
Lian mencoba bicara, tetapi organ tubuhnya yang rusak menyebabkan darah tak berhenti mengalir dari mulutnya.
Dia berusaha mengulurkan tangan dengan sekuat tenaga, menatap pria yang makin mendekat dengan penuh kekecewaan, lantas bertanya, âKâkenapa?â
Sayangnya, pria itu tak mau membuangâbuang waktu untuk bicara omong kosong. Perhatiannya terus. tertuju pada Selena.
Selena jatuh berlutut dengan susah payah, memeluk Lian dengan satu tangan hingga jariâjarinya
berlumuran darah.
âLian, nggak apaâapa. Kita punya dokter di sini, lukanya nggak fatal. Kamu nggak akan mati.â
âNyonya Selena, câcepat lari!â
Lewis kembali mengangkat pistolnya. Kall Ini, pria itu mengarahkannya ke kepala Selena.
Satu tembakan bisa berakibat fatal.
âDorl
Selena tahu, tetapi dengan kondisinya yang sedang hamil, untuk berdiri saja sulit, apalagi lari.
Saat ini, Lian mengerahkan seluruh tenaganya untuk kembali melompat, memblokir peluru
menggunakan tubuhnya lagi.
Satu luka tembakan kembali muncul di tubuhnya, darahnya sampai menciprat ke wajah Selena.
Selena berteriak putus asa!
Dua tembakan telah dilepaskan dalam waktu yang sangat singkat!
Akhirnya, Selena mendengar suara berat pria itu, seolah begitu menyesal. âKenapa kamu lakukan ini lagi?
Sambil berkata, dia membidik Selena sekali lagi. Kali ini, Lian sudah tidak punya kekuatan untuk bangkit.
Dia seperti ikan yang sekarat, mulutnya memuntahkan seteguk darah segar. âNyonya, lari! Cepat lari! Tinggalkan saya!â
Namun, Selena sudah terlanjut tertegun ketika melihat luka tembakan di dada Lian. Tembakan ini
berakibat fatal.
Lian tidak akan bisa bertahan!
Bagamana bisa begini?
âLari!â teriak Lian tak berdaya untuk terakhir kali.
Lewis mengangkat pistolnya. âDor!â
Tiga suara tembakan terdengar bersamaan.
Selena, Nolan yang ada di belakang Lewis, serta Lewis sendiri, melepaskan tembakan secara
bersamaan.
Hanya saja, tembakan keduanya hanya mengenal rompl anti peluru Lewis. Pria itu belum mati.
Lian menggunakan segala cara yang dia bisa untuk melindungi Selena dengan tubuhnya.
Peluru terakhir dari Lewis berhasil menembus kepalanya, membuat darah menetes dari wajah Lian hingga mengenai wajah Selena.
+15 BONUS
Lian mengangkat tangan, melindungi Selena dengan rapat layaknya perisai.
âNggak, jangan!â
Lian menggunakan seluruh kekuatannya yang tersisa untuk tersenyum. âSudah saya bilang, saya pasti akan⦠melindungi Anda. Sâselamat tinggal, Nyonya Selena.â