Bab 430
Ruang Untukmu
Bab âSudah kuduga, itu adalah Helen. Aku tidak percaya dia bisa menjadi sangat jahat di usia yang begitu muda. Bukankah Nyonya Prapanca memperlakukannya dengan baik?â Pelayan itu belum pernah melihat wanita sekejam itu.
Elan menyaksikan seluruh proses saat Helen menukar obat yang berlangsung beberapa menit.
Wajah tampannya tampak tegang dan aura menakutkan nan dingin terpancar darinya.
Elan sudah merasa bahwa Helen sangat jahat ketika dia pertama kali menyakiti Tasya bertahunâ
tahun yang lalu. Namun, dia tidak menyangka Helen akan membahayakan nyawa neneknya juga.
Helen tidak tahu bahwa setiap tindakannya terekam kamera. Ketika dia berbalik, dia melihat obat itu dengan senyum jahat di wajahnya. Dia tersenyum gembira selama beberapa detik sebelum akhirnya pergi.
Pelayan itu benarâbenar marah. Jelas sekali Helen memiliki niat untuk menyakiti orang, dan pelayan itu tidak menyangka bahwa hati Helen bisa begitu jahat di balik penampilan luarnya yang cantik.
|||
O 5 âKirimkan aku salinan videonya.â Elan menyerahkan telepon itu kembali ke pelayan itu, lalu bertanya kepada dokter, âBagaimana kondisi nenekku sekarang?â
âDia baikâbaik saja, tekanan darahnya juga sudah teratur. Dia bisa tinggal dulu di rumah sakit dan kami akan memeriksanya. Untungnya, obat itu tidak sepenuhnya terserap ke dalam tubuhnya.â
Elan mengangguk, lalu berkata kepada pelayan, âJangan beri tahu nenekku tentang ini dulu. Aku tidak ingin dia terganggu.â
âBaik, Tuan Muda Elan. Tolong jangan biarkan Helen lolos. Dia terlalu jahat.â Pelayan itu juga sangat marah. Jika Helen tidak ketahuan, mungkin dirinya yang akan disalahkan, dan dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya nanti.
Selain itu, Hana adalah orang yang baik. Jika wanita tua itu meninggal begitu saja, dirinya akan menjalani hidup dengan penyesalan.
âAku tidak akan melepaskannya begitu saja,â kata Elan dengan gigi terkatup. Hariâhari baik Helen sudah berakhir.
|||
O T Elan tidak langsung membalas Helen. Untuk saat ini, dia hanya ingin menunggu sampai Hana bangun dan akan menangani masalah ini ketika kondisinya sudah stabil.
Namun, dia masih punya satu orang lagi yang harus dihadapi. Dia mengambil ponselnya dan menelpon Roy. âSuruh Dani menjaga Helen malam ini dan awasi dia. Aku ingin tahu hubungannya dengan Helen.â
âBaik!â Roy yang merasakan sesuatu akan terjadi langsung melakukan persis seperti yang diperintahkan.
Sementara itu, Helen tidak tahu apaâapa mengenai Hana yang dirawat di rumah sakit. Setelah dia diantar kembali ke rumahnya, dia minumâminum dan mabuk berat. Setelah itu, dia menerima telepon dari Dani.
1 âPak Elan memintaku untuk datang dan menjagamu. Apa kamu baikâbaik saja, Nona Helen?â tanya Dani di telepon.
âKemarilah, Dani. Aku membutuhkanmu.â Pada saat itu, Helen hanya membutuhkan seorang pria untuk bersandar.
âAku akan segera ke sana.â Ini adalah perintah Elan, Dani pun memiliki alasan untuk datang dan menjaga Helen.
Tidak lama kemudian, Dani tiba di rumah Helen. Ketika dia melihat Helen terbaring di tumpukan botol anggur, dia langsung mendekatinya dan membantunya berdiri. âNona Helen, kamu mabuk.â
âDani, apa aku benarâbenar seburuk itu? Apa aku benarâbenar kalah dari Tasya?â
Dani hanya bisa membujuknya sambil berkata, âTidak, kamu juga sangat cantik.â
âKenapa Elan hanya memperhatikan Tasya? Bagaimana denganku? Aku berusaha keras untuk terlihat seperti dia, tapi Elan bahkan tidak memandangku. Dia tidak tahu betapa takutnya aku ketika aku berada di meja operasi. Bahkan indra perasaku bermasalah, tapi dia tetap tidak menyukaiku.â Helen terisak dalam pelukan Dani.
Adegan ini tertangkap kamera tidak jauh dari sana karena Roy telah mengirim orang untuk mengawasi mereka. Helen dan Dani tidak menyadari semua ini saat mereka berbicara di dalam ruangan.
âDani, bawa aku ke atas.â Mata Helen dipenuhi |||
O <
dengan tatapan memohon. Dia benarâbenar membutuhkan seorang pria sekarang.
Dani menatap Helen. Meskipun Helen telah mengubah penampilannya, Dani tetap mencintainya.
Bagaimanapun juga, mereka telah berhubungan intim beberapa kali sebelumnya.
Dani membawa Helen ke atas, dan semua ini direkam dan dikirim ke ponsel Elan. Saat Elan melihat Helen bermesraan dengan asistennya, hanya ada rasa jijik di hatinya.
Sekarang, Elan sedang duduk di sofa di ruang tunggu. Saat Tasya mengambilkan segelas air untuknya, Elan langsung mematikan ponselnya dan menerima gelas itu.
Tasya melihat Elan sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Dia tampak khawatir dan juga sangat marah.
Next Chapter