Bab 436
Ruang Untukmu
Bab 436 Di sebuah mobil yang melaju di jalanan, Elan duduk di kursi penumpang dan tampak kelelahan.
âPak Elan, ke mana Anda ingin pergi?â tanya Roy.
Hal pertama yang Elan pikirkan adalah menemui Tasya. Namun, dia telah memberitahunya bahwa dia tidak akan datang ke rumahnya hari ini, jadi dia tidak tahu ke mana dia harus pergi.
âAyo kita pergi menemui Nenek di rumah sakit.â Sebenarnya, dia mengkhawatirkan kesehatan Hana.
âSaya rasa Anda harus memberi tahu Nona Tasya bahwa Anda telah mengusir Helen, Pak Elan.
Saya khawatir Helen mencoba membuat masalah lagi dengan Nona Tasya,â saran Roy.
Elan mempertimbangkan apa yang dikatakan Roy, lalu berkata, âAyo pergi ke rumah Tasya kalau begitu.â
Sementara itu, saat Tasya sedang menyiapkan makan malam, dia menerima telepon dari Elan yang mengatakan dia akan datang. Tasya bertanya apakah dia akan makan malam di sini, Elan menjawab, âApa kamu. bisa siapkan seporsi makanan untukku juga?â
Tasya yang belum menyajikan makan malam di meja menjawab, âKemarilah!â
|||
O Frans sangat gembira mengetahui Elan akan datang. Itu berarti Tasya telah berdamai dengan pria itu.
âSiapkan lebih banyak makanan, Tasya,â perintah Frans. âAku akan mengajak Jodi jalanâ
jalan.â
âTentu,â jawab Tasya sambil tersenyum.
Ponsel Frans yang tertinggal di atas meja berdering tak lama setelah dia pergi. Hal itu mengejutkan Tasya. Dia tidak menyangka Frans tidak membawa ponselnya. Tasya berjalan untuk melihat siapa yang menelepon, lalu menjawab teleponnya.
Namun, sebelum dia sempat menjawabnya, seseorang di seberang telepon itu berteriak, âApa kamu masih mau tinggal di sini, Frans? Kamu kembali ke rumah Tasya dan menjaga anaknya, kan? Kamu tidak pernah ada di rumah. sepanjang hari, bahkan di akhir pekan! Apa kamu masih ingat rumah kita?â
Tasya mengerutkan kening setelah mendengar itu. Ternyata Pingkan tidak senang jika Frans ke rumahnya untuk menjaga Jodi. Tasya yakin ayahnya harus menghadapi omelan wanita itu ketika dia pulang nanti.
âIni Tasya. Ayahku sedang berjalanâjalan di bawah,â jawab Tasya.
âTasya, apa maksudmu meminta suamiku pergi kesana setiap hari? Apa kamu mencoba memecah belah kita?
|||
O ã
Apa rencana jahatmu?â Pingkan langsung menegurnya.
âAku tidak bermaksud begitu. Aku hanya ingin dia menjaga Jodi untuk sementara waktu.â
âKamu seharusnya tidak perlu punya anak jika kamu tidak punya waktu untuk merawatnya!â Pingkan menjawab dengan marah.
Ini membuat Tasya marah. âDia ayahku, jadi kenapa dia tidak bisa menjaga anakku?â
âBaiklah, biarkan dia menjaga anakmu semaumu! Mungkin suatu hari nanti aku akan menceraikannya!â
Pingkan mengancam.
Tasya masih ingin berdebat dengan wanita itu, tetapi dia tidak ingin mempersulit ayahnya yang akan menghabiskan hidupnya bersama Pingkan. Oleh karena itu, dia berkata, âAku akan memintanya pulang sekarang.â
âAku peringatkan kamu, Tasya. Sebaiknya kamu tidak usah memikirkan perusahaan ayahmu.
Perusahaan itu bukan milikmu sendiri. Elsa dan aku juga memiliki saham di dalamnya. Jika kamu berniat mengklaimnya sebagai milikmu, aku pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.â Pingkan langsung menutup telepon setelah dia selesai berbicara.
Tasya tidak pernah memendam dan berpikiran seperti |||
O itu sebelumnya. Hanya saja urusan Frans kini menjadi tanggung jawabnya. Dia tidak punya pilihan selain membantu Frans menghilangkan stresnya.
Ketika Frans kembali, Tasya memintanya untuk pulang ke rumahnya untuk makan malam. Dia juga tahu bahwa Pingkan pasti akan tidak senang karena dia selalu keluar setiap hari dan jarang berada di rumah.
âOke, aku akan pulang. Jaga Jodi baikâbaik.â
Frans kemudian pergi. Tak lama kemudian, Elan datang.
âAku sangat merindukanmu, Om Elan.â kata Jodi.
âBaru sehari kamu tidak bertemu dengannya. Apa yang sangat kamu rindukan?â ucap Tasya sambil terkekeh. Tampaknya Jodi menjadi lebih dekat pada Elan daripada dengannya. Ini membuat Tasya sedikit cemburu.
âAku hanya merindukannya!â Jodi menjawab dengan mulut cemberut.
Elan menundukkan kepalanya, kemudian menggendong Jodi dan mencium bocah itu. âAku juga merindukanmu. Aku ingin membawa kalian berdua pulang, tapi ibumu tidak mau.â
âOm Elan, cepat nikahi saja mamaku! Dengan begitu, dia akan menjadi istrimu!â ucap Jodi dengan lantang.
|||
Bab 436 OP Tasya yang berada di dapur dan mendengar semua yang Jodi katakan langsung terkekeh. Dia berjalan keluar, memberinya tatapan tajam dan berkata, âJangan bicara yang anehâaneh, Jodi.â
âAku juga menginginkannya. Jika dia setuju, aku bisa segera menikahinya.â
|||
5 mutiara âApa mama dengar apa yang dikatakan Om Elan? Ayolah, setujui saja!â kata Jodi sambil berlari ke dapur.
Next Chapter