Bab 485
Ruang Untukmu
Bab 485 Ekspresilicik mclintas di mata llclen saat dia berkata, âllal terbaik yang harus dilakukan adalah mencegahı Tasya dan Elan bertunangan.â
âIde apa yang kamu punya, llelen?â Pikiran Elsa kosong pada saat itu.
Setelah kehilangan semua uangnya, Helen tidak punya banyak uang lagi, namun dia juga tidak bisa lianya melihat Tasya dan Elan bertunangan.
âElsa, ayo pulang dulu. Biar saya pikirkan caranya,â kata Helen.
âOke, selama kamu memikirkan caranya, saya pasti akan membantumu,â kata Elsa polos tanpa tahu bahwa dia akan dimanfaatkan oleh Helen.
Helen menepuknya sebagai tanggapan dan berkomentar, âElsa, Tasya adalah musuh kita bersama dan kita akan menghadapinya bersama.â
âTentu.â Elsa mengangguk penuh semangat.
Ponsel Helen berdering pada saat itu, dan dia mengulurkan tangannya untuk melihat ponselnya.
âBiarkan saya menerima panggilan telepon ini,â kata Helen.
Setelah itu, Helen berjalan ke samping dan mengangkat telepon. âHalo.â
âKamu dimana? Ayo makan malam bersama. Saya sudah memesan restoran malam ini.â Suara Romi terdengar.
âBaiklah. Berikan saya alamatnya dan saya akan datang,â Helen langsung menyetujuinya.
âSedang bersama siapa kamu?â tanya Romi.
âDengan temanâteman,â jawab Helen.
âApakah kamu bersama Elsa?â Romi terdengar sedikit cemas mendengarnya.
Helen menghiburnya, âJangan khawatir, Elsa tidak akan tahu tentang hubungan kita.â
âJangan katakan padanya tentang hubungan kita, Helen. Saya sudah mengatakan bahwa Elsalah yang bisa membantu saya mengklaim Perusahaan Konstruksi Merian,â Romi mengingatkannya dengan tenang.
âSaya mengerti.â respon Helen. Helen tahu bahwa selama dia memegang hati Romi dengan kuat, Helen juga akan dapat menikmatinya di masa depan dari Perusahaan Konstruksi Merian yang akan dipegang Romi.
Ini juga bisa dianggap sebagai balas dendam tidak langsung terhadap Tasya.
âPacarmu?â tanya Elsa dengan rasa ingin tahu saat dia melihat Helen, yang baru saja menutup telepon.
âHanya teman, jawab llelen. âAyo pergi! Ayo belanja lebih banyak lagi!â
Elan menjamu dua tamu terhormat, Raditya dan Arya malam itu di vila Elan.
Mereka berdua tiba dengan membawa beberapa mainan untuk Jodi. Mengetahui bahwa mereka adalah teman baik Elan, Jodi sangat mengagumi keduanya.
Keuka Arya dan Raditya melirik Jodi, mereka tidak bisa memutuskan apakah akan memberi tahu Elan atau tidak karena mereka takut Elan tidak senang jika mereka membicarakannya.
Jika mereka tidak mengatakannya, mereka akan merasa tidak nyaman.
Jodi pasti anak kandung Elan! Mereka berdua bertemu Elan ketika berusia delapan tahun dan tinggal bersama sebagai teman dan berlatih bersamanya sampai dia berusia enam belas tahun. Oleh karena itu, penampilan masa kecil Elan terpatri jelas di benak mereka. Itulah mengapa ketika mereka melihat Jodi, mereka merasa seolah olah sedang melihat Elan sebagai seorang anak kecil.
Keduanya terlihat sama persis!
Namun, dalam perjalanan pulang, Arya dan Raditya mengetahui bahwa putra Tasya tidak ada hubungannya dengan Elan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Elan dan Jodi ditakdirkan untuk terlihat mirip.
âJodi, maukah kamu berkunjung ke rumah saya?â tanya Arya sambil tersenyum.
âApa pekerjaan Anda?â tanya Jodi dengan rasa ingin tahu ketika mereka berdua memberikan perasaan yang sama sekali berbeda padanya.
âSaya pengangguran. Dia ...â Arya menunjuk Raditya dan melanjutkan, âJika ada yang menggertakmu di masa depan, kamu bisa mencarinya. Dia paling suka menghukum orang jahat.â
Raditya mengangguk dengan serius dan menyetujuinya, âYa, saya bisa menghajar: orang jahat.â
âOke. Di masa depan, jika ada orang jahat yang tidak bisa ditangani oleh Om Elan, saya akan meminta bantuanmu,â kata Jodi sambil mengangguk.
Arya dan Raditya saling bertukar pandang dengan perasaan senang setelah mereka mendengar Jodi.
Senang rasanya mengetahui bahwa dibutuhkan olehnya.
Begitu Jodi pergi, Arya segera berbalik menghadap Raditya. âApakah mereka mirip?â tanya Arya.
âHampir identik.â Raditya mengangguk setuju.
Setelah percakapan singkat mereka, mereka berdua mengejar Jodi dari belakang saat kasih sayang mereka padanya semakin kuat.
âSaya bertanyaâtanya apakah anak kita akan setampan Jodi ketika kita berdua memiliki anak di masa depan,â pikir Arya sambil menyilangkan tangannya.
âItu akan terjadi beberapa tahun kemudian dan saya belum tentu ingin punya anak,â jawab Raditya.
Arya melengkungkan bibirnya dan tersenyum. âBaiklah kalau begitu. Kita lihat saja nanti siapa yang akan menikah,â sarannya.
âApakah ada hadiahnya?â Raditya menunjukkan ketertarikan.
âYa. Siapa pun yang terlambat menikah akan memberikan 2 miliar kepada yang menikah lebih dulu,â
jawab Arya.
âTapi saya tidak punya uang!â Raditya menyatakan dengan pelit.
Next Chapter