Bab 500
Ruang Untukmu
Bab 500 Kedua pria itu segera membawa Frans ke mobil Romi. Kemudian, Pingkan dan Elsa masuk ke mobil, dan lingkan memerintahkan llilman, âHilman, kita akan membawa Frans ke rumah sakit. Kamu tinggal dan jaya rumah.â
âOke, Nyonya Cepat bawa Presdir Frans ke rumah sakit!â kata Hilman.
Mobil Romi segera keluar dari halaman. Hilman terkejut, khawatir Frans yang sudah pucat tidak bisa menangani kecepatannya.
Di mobil Romi, Elsa memarahinya. âKamu terlambat! Hilman akan mengetahui rencana kita jika bukan karena ibu dan akting saya.â
âRomi, mana surat wasiatnya?â
âSemuanya sudah siap. Surat wasiat ada di tas saya. Selama ada tanda tangan dan cap tangan Presdir Frans, kita bisa menyewa pengacara untuk menggantikan surat wasiat sebelumnya.â
âApakah kamu yakin kita bisa mengganti surat wasiat sekarang?â
âYa. Saya sudah menghubungi pengacara Pak Wildan. Dia akan melakukannya dengan imbalan dua miliar. Jika kita memberinya uang, dia akan menggantikan surat wasiat untuk kita.â
âSaya bisa memberinya uang,â kata Pingkan. Pingkan memiliki lebih dari dua miliar dari Frans selama bertahunâtahun.
Mereka berdiskusi untuk mendapatkan uang, tetapi tidak ada yang peduli dengan kehidupan Frans.
Di Kediaman Merian, Hilman gelisah. Dia memikirkan Tasya dan menyimpan nomor teleponnya di ponsel, jadi dia dengan cepat menelepon nomornya.
âHalo, Pak Hilman.â
âNona Tasya, apakah Anda di rumah sakit? Bagaimana kabar Presdir Frans? Apakah dia baikâbaik saja?â tanya Hilman cemas.
âAda apa dengan ayah saya?â tanya Tasya mendesak.
âBukankah Nyonya Pingkan memberitahu Anda? Dia pingsan di rumah dan sekarang di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan darurat.â
âRumah sakit mana?â
Hilman kemudian mendesak, âNona Tasya, tolong hubungi Nyonya Pingkan sekarang! Dia berada di mobil Romi bersama Nyonya Pingkan dan Nona Elsa, dan mereka seharusnya berada di rumah sakit sekarang.â
âOke.â
Tasya masih berada di Kediaman Prapanca karena dia akan menginap di sana. Tasya berdiri di depan jendela di ruangan itu dan buruâburu menelepon nomor Pingkan.
Ponsel Pingkan berdering saat mereka berada di dalam mobil Romi. Ketika dia melihat nama itu, jantungnya berdetak kencang. âIni dari Tasya.â
âBu, jangan diangkat,â kata Elsa.
Pingkan tidak mau menjawab. Kemudian, ponselnya berhenti berdering. Namun, ponsel Elsa berdering. Peneleponnya juga Tasya.
âTasya sangat gigih. Apakah dia tahu bahwa ayah pingsan?â
âPasti Hilman yang memberitahunya. Sialan, Hilman! Kenapa kamu begitu usil?â Pingkan marah, lalu berkata kepada putrinya, âAngkat. Katakan padanya kita sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, jangan sampai dia mengira kita akan membunuh Frans.â
Pada saat itu, ponsel Elsa berhenti berdering. Sekarang ponsel Romi yang berdering. Romi mengambilnya dan melihat. âIni telepon dari Tasya, saya akan mengangkatnya.â
âHalo, Nona Tasya,â katanya cemas.
âTuan Romi, apakah ayah saya benarâbenar pingsan? Di rumah sakit mana dia sekarang? Saya akan datang sekarang juga.â
âNona Tasya, kami sedang dalam perjalanan. Ada kemacetan lalu lintas di jalan, dan kami sekarang bergegas ke rumah sakit terdekat, yaitu Rumah Sakit Umum. Jangan khawatir, kami akan segera ke sana.â
âOke, saya akan ke sana,â jawabnya cemas.
âOke, sampai jumpa,â Dengan begitu, Romi menutup telepon dan memukul setir. âDia akan pergi ke rumah sakit, dan kita tidak punya pilihan selain membawa Presdir Frans ke rumah sakit secepat mungkin.â
Pingkan menoleh dan melihat wajah Frans sangat pucat di bawah cahaya. Dia meletakkan jarinya yang gemetar di bawah hidungnya dan menemukan bahwa napasnya semakin lemah. Jelas bahwa Frans akan mati.
âRomi, bawa dia ke sana sekarang. Saya rasa dia tidak akan lama lagi!â Pingkan memerintahkan Romi.
Romi mengemudi ke Rumah Sakit Umum dan dia berkata kepada Elsa, âKeluarkan surat wasiat dari tas saya dan ambil sidik jarinya sekarang. Saya bisa menandatanganinya atas namanya selama sidik jarinya ada.â
Next Chapter