Chapter 23
The Night Pleasure (Watty's 2021)
[Attention: untuk pembaca diharapkan dapat bijak, karena dibawah ada sedikit bagian NC, thanks]
Author POV
Mingyu bangun, ekspresi pria itu tampak lucu dan canggung. "Seperti biasa, pemilihan waktumu sangat tak tepat, Taehyung." Senyum tipis diberikan Mingyu pada Taehyung.
Jungkook terkesiap mendengar perkataan Mingyu seolah ia tak menyesal, setelah kepergok dalam situasi tak menguntungkan seperti ini.
Oh Tuhan! Berapa banyak yang sudah didengar oleh Taehyung! Ucap Jungkook dalam hati. Panik membuatnya lupa cara bernapas untuk beberapa saat.
Mata Taehyung tak menyiratkan emosi apapun, tetapi seperti berisikan kilat seorang pembunuh yang haus darah. Mata itu fokus pada Mingyu, tapi Taehyung mengulurkan tangannya pada Jungkook.
"Pemilihan waktuku semakin membaik, sementara kau terlihat bingung dengan pemilihan waktumu sendiri, Jungkook ayo pergi."
Jungkook tersentak oleh pemrintah yang dingin itu. Sempat ragu-ragu sejenak, sebelum sebelah tangannya menyambut uluran. Berjalan lebih dekat pada Taehyung, mematuhi perintahnya.
Meski begitu, mata Taehyung tak pernah meninggalkan musuh bebuyutannya. Terutama saat tangan pria itu menggenggam tangan Jungkook dengan posesif.
Mingyu menaikkan alisnya sebelah dengan sikap menantang. "Ini masih jauh dari selesai, Taehyung." Taehyung menarik tirai dengan satu kibasan kuat, saat pria itu beranjak pergi bersama dengan Jungkook.
"Bagian akhir datang lebih cepat dari apa yang kau pikirkan, Mingyu." Ucap Taehyung tanpa menoleh kebelakang. Tirai itu pun terjatuh kembali setelah mereka melewatinya. Jungkook merasa tersiksa berjalan disamping Taehyung. Tuduhan Mingyu terasa seperti pukulan telak untuknya.
Apalagi saat Taehyung memergokinya berada dalam dekapan Mingyu, yang sesang mencekokinya dengan cerita mengerikan.
Amarah Taehyung yang sebelumnya tak ada apa-apanya dengan kali ini. Saat ini, pikirannya tak bisa memikirkan apapun selain hukuman Taehyung padanya.
Harusnya ia menolak pergi bersama Taehyung. Sekelebat pemikiran negatif datang menghampirinya.
Membuat permohonan pada Taehyung, agar Taehyung mengampuni nyawanya sekarang? Apakah ia benar-benar mempercayai perkataan Mingyu? Apakah nyawanya akan benar-benar terancam ditangan seseorang yang telah membuatnya merasa hidup?
Semua pertanyaan itu begitu cepat untuk bisa dijawab oleh dirinya sendiri. Terasa lututnya bergetar, lemas saat semua membuatnya pusing, sebelum Taehyung menopangnya dengan cepat.
"Apakah kau akan pingsan?" Taehyung berhenti dikoridor yang hanya diterangi oleh cahaya remang-remang, pantulan cahaya didinding terpancar pada wajah Taehyung, saat pria itu menunduk untuk menatapnya.
Jungkook berharap ia bisa menunduk agar Taehyung tidak bisa melihat ekspresi wajahnya.
"Ti-tidak.." Jungkook berhasil mengucapkannya, berusaha untuk menenangkan diri sendiri. Jungkook mengadahkan kepalanya untuk menatap Taehyung.
Menyadari berapa tinggi dan gagahnya pria itu. Kesadaran bahwa, sekalipun ia sudah mendengar tuduhan kejam Kim Mingyu pada Kim Taehyung, tapi ia masihlah menginginkan Taehyung.
Membuatnya semakin panik dan bingung, ini sungguh sangat berat untuknya mencerna semua yang terjadi.
Apakah itu suatu pertanda bahwa Taehyung tidak bersalah, setidaknya intuisi tubuhnya masih mempercayai dan menginginkan Taehyung? Atau itu hanya intuisi tubuhnya, betapa telah terlenanya dirinya oleh pesona seorang Kim Taehyung?
Taehyung memiringjan kepalanya, terus menilai kondisinya dengan hati-hati. Jelas sekali Taehyung tidak percaya dengan sargahan Jungkook atas dirinya. "Kau terlihat pucat, Jungkook. Ayo."
Ujung jari Taehyung menyapu garis rahangnya, tindakan lembut yang menambah kebingungan dan kekacauan untuk kejadian ini. "Ayo kita pulang."
Taehyung melingkarkan lengan disekitar pinggang ramping Jungkook dan mulai menopangnya melewati aula utama, secara lembut membantu memapah tubuhnya yang lemas.
Setelah mereka mencapai tangga luar, baru Jungkook menyadari bahwa ia meninggalkan hotel itu tanpa satu pun tanda yang menunjukan dirinya ketakutan ataupun protes. Ia sama sekali tidak peduli dengan peringatan Mingyu.
Mobil Taehyung tampak telah berada didepan mereka, malam ini sopir Taehyung yang menjemput mereka dan tampak sudah menunggu mereka sedaritadi.
Justru fakta lain menguasai dirinya. Tentang lengan Taehyung yang kuat dan hangat saat membantunya masuk kedalam mobil.
Tentang berat tubuh Taehyung yang menekan kursi disebelahnya dan kehangatan tubuh Taehyung saat menyentuh tubuhnya. Dirinya terlena. Jantungnya berdetak kencang, saat pintu mobil itu tertutup dan dikunci.
Kegelapan membayang dan menyelimuti mereka yang berada di jok belakang. Mobil Alpard hitam custom milik Taehyung mempunyai sekat antara pengemudi dengan penumpang dibelakang, untuk menjaga privasi atasan dan supirnya. Pun ruangan belakang yang cukup kedap suara.
Mereka hanya berdua dibelakang. Jungkook hanya berdua dengan sang Deadly CEO. Mobil pun bergerak. Menjauhi hotel tersebut. Menuju Kediaman Taehyung.
Saat itu pun Jungkook memutuskan apapun yang akan terjadi kedepannya, ia akan menjalaninya. Bergeser kesudut kursi tak akan ada gunanya. Yang ia tahu, Taehyung mencegahnya untuk mempercayai perkataan Mingyu begitu saja.
Namun apakah ia harus bertanya langsung kepada Taehyung? Bagaimana menyusun pertanyaan yang tepat?
Bisikan menggoda Taehyung membuyarkan lamunan Jungkokk. Sementara tangan pria itu menggenggam tangannya yang sedang diremas-remas dengan gugup olehnya diatas pangkuannya.
"Apakah kau malam ini menikmatinya, Jungkook?" Bisikan halus Taehyung tujukan padanya. "Tidak," jawab Jungkook dengan jujur. "Lain kali bila aku diundang untuk acara seperti ini, aku akan beralasan bahwa aku sedang sakit kepala, dan menyelamatkan diri dari siksaan."
Dengan perlahan, Taehyung mengangkat satu tangan Jungkook ke mulut, menyusuri satu persatu jemarinya dengan bibir pria itu.
"Hmm..Acara? apakah kau hanya menyelematkan diri dari semua itu, Sayang?" Jungkook mengigit bibir bawahnya sambil menikmati sentuhan nyata Taehyung dan ancaman tidak nyata yang tersirat dan nada suara pria itu.
"Seperti yang kau tegaskan sendiri, Tae, aku bukan tawananmu. Dan aku.. aku tak takut padamu, Tuan." Itu tidak sepenuhnya kebohongan, tetapi Jungkook berdoa agar Taehyung tak mendengar kesan keraguan dalam suaranya, atau salah memahami tubuhnya yang gemetar hingga ke ujung kakinya.
Ia tak tahu apa yang harus dipercayainya, tapi hanya berdua dengan Taehyung ditengah kegelapan, tubuhnya mulai merasa lapar untuk mengakhiri perdebatan dan diskusi ini.
Taehyung masih menyusuri jemarinya, sentuhan bibir itu mulai membangkitkan gairahnya. "Tidak, dan beruntung sekali diriku karena kau mengatakan kau tidak takut padaku, sayang."
Bayangan dan kelembutan beradu, saat indranya dikuasai gairah dan ia kehilangan hasrat untuk melawan.
Lalu saat Taehyung mencium telapak tangannya dan menggoda denyut nadi dipergelangan tangannya, hanya ada didalam pikitannya hanyalah kebutuhan untuk menyerahkan dirinya sepenuhnya.
Taehyung menarik tangan Jungkook untuk mendekatkan Jungkook pada pria itu. Membawanya berhadapan padanya dengan posisi duduk yang masih bersebelahan. Memerangkap ditubuh pria itu selagi diri Jungkook tak bisa bergerak bebas.
Kemudian Taehyung meredam desahan Jungkook dengan melumat bibirnya. Ciuman Taehyung sama sekali tidak terasa lembut, dan Jungkook meresapi setiap sapuan bibir Taehyung dibibirnya, panas menyebar ke seluruh bagian tubuhnya, dan berkumpul pada bagian intimnya yang mulai menegang, dan inti terdalamnya yang sudah mulai becek.
Sepertinya Jungkook mulai merasa candu dengan ketidak sukaan Taehyung ketika Jungkook berada dekat dengan Mingyu, dan jauh dari jangkauan Taehyung.
Merasakan keposesifan dan kecemburuan pria itu, tiap kali dirinya tak berada disisi pria itu. Sikap Taehyung membuat hatinya hangat dan mulai kebingungan dengan apa yang harus ia percayai kini hingga nanti, jika suatu saat dirinya bisa menemukan puzzle yang hilang itu dan mengetahui kebenarannya.
TBC~
Loha~ aku kembali guys..
Terima kasih banyak untuk semua antusias reader-nim2 yang telah memberikan vomment nya juga berkat kalian book ini semakin berkembang~
Oh ya jangan lupa vommentnya~ vomment kalian membuat aku semakin semangat untuk fast update hehehe...
Sayang kalian sangat banyak,
I purple U
Swaggy